[Unpad.ac.id, 3/09/2013] Di tahun 2013 ini, seorang pemuda bertekad untuk bisa pergi ke luar negeri. Tekad tersebut segera ia wujudkan dengan usaha gigihnya. Tuhan kemudian mewujudkan tekadnya. Ia pun bisa pergi ke luar negeri, tepatnya ke Maroko. Sebuah negeri nun jauh di benua Afrika.
Pemuda tersebut bernama Ali Munawar, mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk mengikuti Course of Standar Arabic for 12 weeks di Wa Lawh Center for Arabic Studies, Rabat, Maroko pada 9 September hingga 12 November mendatang.
“Awalnya saya tidak yakin bahwa saya bisa terpilih menjadi wakil satu-satunya dari Indonesia untuk mengikuti course itu. Lebih tidak disangka lagi, saya pun sejajar dengan peserta-peserta dari beberapa universitas ternama di dunia,” tutur Ali sambil tersenyum.
Di sana Ali menjadi wakil Indonesia untuk mendalami bahasa dan kebudayaan Timur Tengah selama 12 minggu. Banyak hal akan dipelajari olehnya, mulai dari bahasa Arab, memasak masakan khas Timur Tengah, hingga belajar seni dan tradisinya. Bersama-sama dengan delegasi dari negara lain, Ali termasuk dari 8 orang peserta yang mendapatkan beasiswa full dari sana.
Ali pun terpilih karena ia telah mempelajari Bahasa Arab selama lebih dari 1 tahun. Program ini memang dikhususkan bagi mahasiswa yang belajar bahasa Arab selama lebih dari 4 semester atau bagi yang pernah kursus bahasa Arab selama beberapa waktu.
Ketika diwawancarai Humas Unpad, Ali mengaku sempat pesimis tidak lolos seleksi. Pasalnya ada beberapa kendala ketika mengajukan salah satu berkas persyaratan, yaitu 3 surat rekomendasi dari para pengajar bahasa Arab. Ali pun mengajukan 2 rekomendasi ke dosennya di prodi Sastra Arab, dan 1 rekomendasi ke pengajar bahasa Arab di SMA-nya.
Sayang, karena kesibukan dua dosennya tidak sempat membubuhkan tanda tangan di surat rekomendasi yang diajukan Ali. “Karena dikejar deadline, saya pun hanya mengirimkan 1 surat rekomendasi dari guru SMA dan supervisor asrama saya, dan saya pun hopeless karena rekomendasinya tidak lengkap. Tapi akhirnya ada telepon bahwa saya lolos,” tutur pria yang pernah menjadi kontributor di Radio Unpad ini.
Pemuda kelahiran Lampung, 15 Februari 1992 ini telah mempersiapkan semuanya. Sebab, selain akan mengikuti kelas di sana, Ali pun ingin mencari bahan yang bisa dijadikan topik penelitian skripsinya. Hal lain yang dikejar adalah Ali ingin belajar bahasa Perancis, karena di Maroko bahasa Perancis juga menjadi bahasa percakapan setelah bahasa Arab.
“Hal lain, saya juga suka dunia broadcasting, saya pun ingin mempelajari bagaimana dunia broadcastingdi sana,” ujarnya.
Keluar dari zona nyaman. Motivasi itulah yang menjadikan Ali mampu mewujudkan tekadnya. Menurut Ali, sesekali seorang mahasiswa dihadapkan pada kondisi yang monoton, kuliah lalu pulang dan mengerjakan tugas. Seorang mahasiswa menurutnya harus mampu men-challenge dirinya untuk berada di level yang lebih tinggi. Meskipun terkesan muskil, bagi Ali tidak ada yang takmungkin di dunia ini.
“Saya selalu percaya, ketika saya bermimpi maka saya bisa mewujudkan mimpi saya,” ujarnya. Selamat berprestasi Ali!*
Laporan oleh: Arief Maulana / eh *
0 comments:
Post a Comment